Vokal : Tommy J Pisa
Di sini di batas kota ini
Ingin kutuliskan surat untukmu
Biar engkau mengerti
Perjalanan hidupku
Di dalam menggapai cita cita
Rintangan yang datang silih berganti
Pedih perih mencekam menusuki
Aku mengharap selalu doa suci dari mu
Duhai kasih tambatan hatiku
Kukenang lagi saat menjelang perpisahan
Kau menangis di pangkuanku
Begitu tulus akan cinta kasihku
Semakin pilu aku mengenangmu
Mungkinkah kau masih mengharapkanku
Kini tubuhku penuh dengan duka
Gagal dan gagal lagi apa yang aku cari
Tangis perih tersimpan dalam hati
Sunday, September 4, 2011
Mungkinkah Ini Nasibku
Vokal : Ratih Purwasi
Ciptaan : Obbie Mesakh
Semula tak pernah kusangka
Akan begini nasib cinta kita
Semula tak pernah kuduga
Kau yang kusayang pandainya berdusta
Bukan dari teman kudengar kau berkencan
Tapi mata ini melihat sendiri
o o o
Tega kau lakukan itu
Apa sih kurangnya diri
Hilanglah sudah paras wajah ini
Hingga kau mencari yang lain
Mungkinkah mungkin ini nasibku
Harus gagal malam ini
Mungkinkah mungkin ini takdirku
Harus luka malam ini
Musnahlah sudah harapan di hati
Bersama itu tak mungkin lagi
Kalau memang harus begini
Kau dan aku berpisah karena dusta
Cukup satu kalu luka hati ini
Jangan sampai terulang kembali
Ciptaan : Obbie Mesakh
Semula tak pernah kusangka
Akan begini nasib cinta kita
Semula tak pernah kuduga
Kau yang kusayang pandainya berdusta
Bukan dari teman kudengar kau berkencan
Tapi mata ini melihat sendiri
o o o
Tega kau lakukan itu
Apa sih kurangnya diri
Hilanglah sudah paras wajah ini
Hingga kau mencari yang lain
Mungkinkah mungkin ini nasibku
Harus gagal malam ini
Mungkinkah mungkin ini takdirku
Harus luka malam ini
Musnahlah sudah harapan di hati
Bersama itu tak mungkin lagi
Kalau memang harus begini
Kau dan aku berpisah karena dusta
Cukup satu kalu luka hati ini
Jangan sampai terulang kembali
Melody Memory
Obbie Mesak
Di kamar ini
Kuterbaring sendiri
Anganku melayang
Ke sudut masa yang silam
Masa yang indah
Masa penuh wangi bunga
Kau ikat cinta
Di lubuk hati yang merah
Di kamar ini
Setahun yang lalu
Tak pernah kulupa
Tidurpun sebut namamu
Kini tiada kau
Teman mimpi malam ini
Kau kekasihku
Pergi tak pernah kembali
Melodi melodi memori
Yang pernah tercipta
Jadi teman setia
Melodi melodi memori
Pengganti dirimu
Penghibur sepi malamku
Biar biar biarlah di sini
Di kamar ini aku menangis
Bila kau rindu
Panggillah namaku
Batinku bergetar
Ada rindu untukku
Walau cinta kita
Tak mesti bersatu
Namun memori
Biarlah abadi
Di kamar ini
Kuterbaring sendiri
Anganku melayang
Ke sudut masa yang silam
Masa yang indah
Masa penuh wangi bunga
Kau ikat cinta
Di lubuk hati yang merah
Di kamar ini
Setahun yang lalu
Tak pernah kulupa
Tidurpun sebut namamu
Kini tiada kau
Teman mimpi malam ini
Kau kekasihku
Pergi tak pernah kembali
Melodi melodi memori
Yang pernah tercipta
Jadi teman setia
Melodi melodi memori
Pengganti dirimu
Penghibur sepi malamku
Biar biar biarlah di sini
Di kamar ini aku menangis
Bila kau rindu
Panggillah namaku
Batinku bergetar
Ada rindu untukku
Walau cinta kita
Tak mesti bersatu
Namun memori
Biarlah abadi
Begitu Indah
Ciptaan : Pance Pondaag
Begitu indah sayang
Hari hari berlalu
Begitu sedih untuk dikenangkan
Di saat engkau harus memilih
Bukan bukan salahmu
Mungkin harus begini
Biar kubawa pergi
Kubawa sampai mati
Kasih sayang untukmu
Cukup cukuplah sudah sayang
Kau berkorban untuk diriku
Akupun menyadari apa arti diriku
Cukup cukuplah sudah sayang
Air mata jatuh berderai
Mungkin memang mungkin harus
Ku berlalu
Sebelum kuberlalu ingin kudengar lagi
Apa yang pernah kau ucapkan dulu
Yang membuat damai hati ini
Saat yang paling pedih
Melihat kau di sana
Kuusap dada ini sebab bukan diriku
Mendampingi dirimu
Begitu indah sayang
Hari hari berlalu
Begitu sedih untuk dikenangkan
Di saat engkau harus memilih
Bukan bukan salahmu
Mungkin harus begini
Biar kubawa pergi
Kubawa sampai mati
Kasih sayang untukmu
Cukup cukuplah sudah sayang
Kau berkorban untuk diriku
Akupun menyadari apa arti diriku
Cukup cukuplah sudah sayang
Air mata jatuh berderai
Mungkin memang mungkin harus
Ku berlalu
Sebelum kuberlalu ingin kudengar lagi
Apa yang pernah kau ucapkan dulu
Yang membuat damai hati ini
Saat yang paling pedih
Melihat kau di sana
Kuusap dada ini sebab bukan diriku
Mendampingi dirimu
Subscribe to:
Posts (Atom)